Minggu, 11 September 2011

B I S N I S ? ? ?

Judul bisnis, namun mengenakan tanda tanya. mengapa seperti itu? Yaaahh selamat datang di blog saya. Saya adalah mahasiswa baru di sekolah tinggi perbanas surabaya dan mengambil jurusan manajemen. Sebenernya sih ya ini tugas "pengantar bisnis", tapi apa salahnya sih ya kita membuat bahasa sendiri tentang apa itu bisnis daripada menggunakan EYD yang kadang orang malah tak paham dengan maksud kita.

Say hello to world and say hallo to my life. Yap, kini diri ini sudah menginjakkan kaki di perguruan tinggi. Entah apa dapat lebih dewasa atau ya gini-gini aja. Hahaha. Tapi ya kudu usaha buat dewasa dong ya. Dan ini postingan pertama saya ketika saya sudah menginjakkan kaki di jenjang yang lebih tinggi ini.

BISNIS, sapa sih ya yang gak kenal sama bisnis. Semua orang juga tau bisnis itu apa. Dalam kasat mata biasa orang kan mendifinisikan bisnis itu sebuah transaksi jual beli yang dapat menguntungkan si pembuat, penjual serta pembeli. Pembuat dapat mendapatkan upah dari distributor yang membeli apa yang telah dibuat. Dan distributor menjual kembali barang yang telah dia dapatkan ke pembeli yang berujung mendapatkan laba, serta si pembeli yang puas dengan apa yang dibelinya. Jadi semua untung kan?

Tapi,dibalik semua kesederhanaan itu ternyata pengertian bisnis itu bener-bener luas ya. Kayak tujuan bisnis, apa sih tujuan bisnis itu? Secara singkat Tujuannya sih buat cari laba. Jadi orang-orang bisnis melihat suatu kesempatan untuk menghasilkan produk atau jasa yang belum ditawarkan oleh perusahaan lain. Atau, mereka mungkin yakin kalau mereka dapat menghasilkan produk atau jasa yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah. Tapi tetep aja sih ya semua tujuannya itu buat cari laba.

Sekarang pertanyaannya dari mana sih laba itu dateng? Singkat padat dan jelas, ya sudah jelas laba dateng dari produk atau jasa yang telah kita jual. Namun, pasti didalam bisnis kita bakal ngeluarin beban dari bayar karyawan, atau ketika membeli fasilitas. Nah, laba sendiri itu diperoleh dari selisih antara pendapatan dan beban. Lalu kemanakah laba itu akan mengalir? Ya sudah jelas kalau laba itu bakal ngalir ke si pemilik bisnis. Bisnis dapat dikatakan berhasil apabila bisnis tersebut tentu saja memperoleh laba.

Contoh nih ya, aku punya bisnis online tentang baju. Nah aku beli baju ke produsen itu selusin seharga Rp 700.000,00, terus nih ya aku jual lagi ke konsumen per baju seharga Rp 90.000,00. Jadi Rp 90.000,00 dikali 12 hasilnya Rp 1.080.000,00. Jadi pendapatanku Rp 1.080.000,00 - Rp 700.000,00 = Rp 380.000,00. Aku punya satu karyawan yang dia itu pasarin baju ke situs online, dan aku beri  upah dia Rp 50.000,00. Jadi labaku itu Rp 380.000,00 - Rp 50.000,00 = Rp 330.000,00. Karena aku ini pemilik tunggal. Jadi semua laba itu jadi milik aku sepenuhnya.

Ada tips dari sebuah buku yang aku baca. Jika ingin laba kita tinggi, maka kita harus bergantung pada tiga kondisi, yaitu :
1. Harus ada permintaan atas produk atau jasa yang kita tawarkan
Jika kita tak dapat permintaan, mana bisa kata dapet pendapatan otomatis juga kita gak bakal dapet laba.
2. Kita harus menarik pelanggan
Pelanggan kita harus pilih kita bukan pesaing kita. Taktik yang lebih mudah yaitu kita memberikan barang atau jasa yang berkualitas dengan harga murah dari pesaing kita. Jadi mereka akan kembali mencari kita untuk membeli produk atau jasa yang telah kita jual.
3. Menjaga beban tetap rendah
Biar laba tinggi, otomatis kita kudu jaga beban kita tetap rendah. Beban didalam bisnis berarti pengeluaran untuk kepentingan bisnis. Jika beban relatif rendah secara otomatis, laba akan semakin tinggi.

Apa semua bisnis itu bertujuan untuk mendapatkan laba? Sebenernya ada satu bisnis yang dia bertujuan tidak untuk mencari laba. Namanya BISNIS NIRLABA, bisnis tersebut mempunyai tujuan tertentu, dan tidak bertujuan untuk mendapatkan laba tapi pengelolaan tetap seperti bisnis yang mendapatkan laba. Contoh nih ya Rumah Sakit banyak yang bersifat nirlaba, tapi pengelolaan sumber daya tetap dengan baik dan menggunakan dana yang dimiliki dengan peruntukannya.

Rumah sakit nirlaba mengenakan biaya sama seperti rumah sakit yang mencari laba. Rumah sakit tetap nagih ke perusahaan asuransi pasien untuk layanan yang diberikan dan menagih kepada pasien untuk sisa yang tidak dibayarkan oleh perusahaan asuransi. Jika rumah sakit itu beri layanan gratis, jadi rumah sakit itu bakal habisin dana yang disumbangin maupun laba yang udah di hasilkan. Karyawan juga dapet gaji sama kayak rumah sakit yang mencari laba. Jika rumah sakit tidak memberikan laba ke karyawan maupun dokter, maka mereka relatif mencari pekerjaan di tempat lain. Dengan demikian, rumah sakit itu harus sediain layanan yang efisien jika tidak maka rumah sakit itu gak bakal dapet pendapatan yang cukup untuk tetap berbisnis dan terus melayani masyarakat. Jika rumah sakit nirlaba membutuhkan lebih banyak uang dibanding yang dibutuhkan, maka rumah sakit itu dapat memperoleh dana dari kreditor.

So, bisnis itu ternyata luas yah. Gak cuma itu itu aja. Ada yang laba ada juga yang nirlaba. Terserah kita niatnya gimana. Yok.., coba berbisnis kecil-kecilan buat tabungan di masa depan :D


created by amel
sumber referensi 'Pengantar Bisnis Edisi 4 penerbit salemba empat'.

0 komentar:

Posting Komentar

monggo komentarnyo :D