Selasa, 18 Januari 2011

jeritan hati seorang pelajar

Judul yang sangat unik? Aneh? Membuat berfikir mengapa memberi judul seperti itu. Sebenarnya itu memang judul yang tepat untuk postingan kali ini. "JERITAN HATI SEORANG PELAJAR". Kini saya hanyalah seorang pelajar SMA yang duduk di bangku akhir, tepatnya kelas 12 (3 SMA). Tiap tahun pasti ada ujian kelulusan atau biasa disebut dengan UNAS dan tiap tahun juga pasti ada test untuk masuk perguruan tinggi, entah itu negeri ataupun swasta. Dan kali ini, sistem yang telah disiapkan dari beberapa tahun lalu dirubah begitu saja oleh pemerintah kita yang tak punya akal pikiran yang jernih ini.

Pemerintah, tentu saja mereka pernah merasakan bagaimana bangku sekolah. Dimulai dari masa Taman Kanak-kanak (TK) sampai di Perguruan Tinggi. Entah bagaimana jerih payah mereka menempuh pendidikan ini. Dan ketika mereka telah duduk dibangku pemerintahan, mereka selalu mengubah sistem pembelajaran, padahal perubahan itu tidak selalu membawa kemasa kejayaan, justru malah masa kemunduran. Bahkan menurut saya kebijakan baru pemerintah itu hanyalah sebuah permainan untuk penebalan kantong mereka. Dan kini kami yang merasakan hanyalah sebagai korban serta melihat semua itu hanyalah lelucon pemerintah yang merugikan rakyat.

Tahun pembelajaran saya selalu dibuat sulit oleh pemerintah, contoh ketika saya duduk dibangku SD dan hendak menuju ke bangku SMP, dicanangkanlah test tulis untuk masuk SMP Negeri yang ada. Pembagian dengan nilai rapot pun ada. Beberapa persen dari rapot serta beberapa persen dari nilai test tulis lalu dijumlah, dan itulah yang menjadi penentu diterima atau tidaknya kita. Dan tetap, lulus ditentukan dengan UNAS. Tanpa nilai rapot keseharian.

Banyak yang protes tentang program pemerintah yang baru. Masalah banyak yang timbul, tak masuk akal, itu lah yg dipikir oleh kita masyarakat awam yang sudah tak bodoh lagi. Bayangkan saja kelulusan hanya ditentukan beberapa hari, sedangkan kita sekolah tidak cukup dengan kata 'satu tahun'. Sungguh tak adil. Belum ujian seleksi untuk masuk SMA. Ujian lagi? Kenapa gak ditentuin sama nilai rapot? Apa gunanya rapot?

Ini lagi tahun dimana saya telah duduk di bangku akhir SMA. Kebijakan baru tentang pendidikan di Indonesia muncul lagi. Kelulusan di tentukan dengan nilai rapot serta UNAS. Masuk akal, sedikit lega. Tetapi mengapa hal ini baru di umumkan ketika kita sudah menghitung jari sebelum beberapa bulan menjelang UNAS? Bergembira karena hal itu? Memang. Senang serta lega terpancar. Tapi, lagi-lagi kita dikejutkan oleh sesuatu hal yang WAH. Dimana ujian seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri yang semula ada berbagai jalur, kini hanya ditentukan dengan test SNMPTN. Memang benar SNMPTN kali ini berbeda, ditentukan dua jalur yaitu undangan dan tulis. Namun, jalur undangan pun terbatas. Semakin ketat saja permainan di negeri ini. Dan lagi-lagi kebijakan baru dikeluarkan pada tahun dimana saya akan menempuh jenjang yang lebih tinggi.

Sebenarnya apa yang diingin oleh pemerintah? Pemerintah ingin rakyat tak bodoh? entas kemiskinan? Tapi apa yang didapat sejak kebijakan baru yang lalu? Apakah ada perubahan atas itu semua? Apakah kebodohan perlahan semakin berkurang? JUSTRU TIDAK! Angka kelulusan semakin tahun semakin menurun. Menurut saya cara pemerintah yang salah, contohlah negara lain. Memang 'plagiat' itu tidak dianjurkan, namun apabila dapat menguntungkan rakyat apa salahnya? Coba berpikir jernih, tidak berpikir menebalkan uang yang ada dikantong anda wahai para pemerintahku yang sangat aku banggakan.

Saya bangga dengan kalian yang sedikit demi sedikit memberantas apa yang namanya KORUPSI. Sangat bangga, sedikit demi sedikit terungkaplah itu semua. Penanganan terhadap teroris pun saya akui kalian memang jempol. Tapi, mengapa kalian masih belum benar juga untuk mengentaskan KEBODOHAN serta KEMISKINAN di negara kita ini?

Selasa, 04 Januari 2011

:)

Keindahan hidup begitu terasa ketika menemukan mereka yang peduli terhadap kita. Dunia itu permainan, semakin kita melangkah jauh maka permainan yg akan kita mainkan akan semakin susah . Puzzle, ketika kecil bermain permainan itu terasa mudah, semakin kita besar maka puzzle yg dimainkan bukan tingkatan anak TK lagi. Hidup penuh tekateki, banyak pertanyaan didalamnya dan entah kapan akan terjawab semua tekateki tersebut., tawa canda disekeliling membuat hidup yang begitu rumit terasa mudah. Berjalan di atas dunia fatamorgana dengan diiringi tawa serta canda dari sekitar membuat diri ini bebas berekspresi dengan dunia ini. Kita yang memegang dunia, bukan dunia yang memegang kita, itulah arti sahabat yg selalu mengajarkan hal apapun ttg hidup dunia ini. Roda berputar demikian pula dengan bumi yang berputar, kadang kita dibawah kadang pula diatas. semua butuh proses serta tahap. Tuhan itu ada, entah bagaimana kita bisa mempercayai Dia. Tuhan memegang kendali semua yang ada di hidup ini. Tersenyum apabila kita dekat dengan Tuhan, bahagia ketika dapat merasakan nikmat Tuhan yang luar biasa. Diri kita kacau apabila selalu dekat dengan apa yang dilarang oleh Tuhan, menjauhi Tuhan serta menjalankan perintah larangan-Nya. Seketika diri ini menjadi seseorang yang BODOH! Tak munafik diri ini pernah menuju ke hal bodoh seperti itu, sungguh rumit berjalan di atas dunia yang fatamorgana tanpa ada tujuan ini. Bertujuan yang pasti yaitu hidup di dunia untuk mengejar akhirat tapi tak melupakan urusan dunia, itulah susahnya hidup ini. Kadang kesenangan yang terlalu berlebihan membuat hidup ini kacau, bahkan hingga melupakan tuhan. Dan kadang apabila telah terjebak dalam nikmat tuhan yg luar biasa kita melalaikan Dia yg telah memberikan nikmat itu. Oh tuhan. diri penuh dosa, tak sanggup lagi berjalan di atas dunia fatamorgana-Mu ini, namun diri ini juga tak sanggup menghisap udara neraka-Mu. Bingung dengan hidup ini, bawa santai lalu mati dan entah bagaimana akhirat kelak. apa itu arti hidup? Tuhan, tak tahu bagaimana diri ini melangkah. Hanya melangkah mengikuti takdir-Mu berusaha melakukan yang Engkau senangi. Jikalau sudah berusaha maksimal, beri hasil yang maksimal pula.